SELAMAT HARI KESEHATAN NASIONAL KE 50


Senin, 03 November 2014

Kondisi Pasien Suspect Ebola di Kediri Mulai Membaik


1414841329
Jakarta – Kementerian Kesehatan RI terus memantau kondisi pasien suspect ebola berinisial GN (46 th), tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kediri yang baru kembali setelah bekerja dari Liberia.
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL) Kemkes RI, dr. HM. Subuh, MPPM, dalam surat elektroniknya mengatakan, saat ini GN tengah dirawat di Rumah Sakit Umum Pare, Kediri, Jawa Timur, dengan kondisi umum stabil dan membaik.
Sejak enam hari sebelum kepulangannya ke Indonesia, GN dan rekan-rekannya sempat menjalani karantina di Liberia. Begitu tiba di Jakarta, mereka juga menjalani satu hari karantina sebagai bentuk pengawasan di pintu masuk Tanah Air. Setelah tujuh hari pengawasan, mereka pun melanjutkan perjalanan ke kampung halaman masing-masing.
“Setelah sampai di Kediri, dilaksanakan pengamatan oleh tenaga kesehatan Puskesmas Bendo. Sampai saat ini pengamatan sudah dilaksanakan 11 hari dari rencana pengamatan selama 21 hari,” ujar dr. Subuh dalam keterangan tertulisnya yang diterima beritasatu.com, Sabtu (1/11) malam.
Pada 30 Oktober lalu, GN sempat memeriksakan diri ke Puskesmas Bendo, Kecamatan Kediri, dengan gejala demam (suhu tubuh mencapai 38,6° C) , nyeri telan, nyeri sendi, dan batuk. Pada saat itu juga, GN langsung dirujuk ke RS Umum Pare dengan diagnosis Acute Febrile Illness atau demam dan lebih dicurigai Paryngitis Acute.
Mengingat pasien memiliki riwayat pulang dari daerah endemis Ebola, pihak RS akhirnya memutuskan untuk merawat pasien di ruang isolasi.
Gejala klinis suhu tubuh GN sempat mencapai 38,6° C, akan tetapi gejala klinis lainnya belum terlihat seperti pendarahan, anorexia dan muntah.
“Sabtu (1/11) pagi, suhu tubuh pasien menjadi 37,3° C dan sudah tidak ada keluhan termasuk nyeri telan. Kondisinya juga semakin membaik,” tutur dr. Subuh.
Spesimen darah GN sudah diambil oleh pihak Kemkes RI dan akan diteliti lebih lanjut. Kemkes juga berharap agar pihak RSUD dapat meningkatkan universal precaution guna mencegah penularan terhadap tenaga kesehatan.

Tidak ada komentar: