SELAMAT HARI KESEHATAN NASIONAL KE 50


Jumat, 06 September 2013

KONSEP DASAR DEATH AND DYING


KONSEP DASAR DEATH AND DYING

1.        Menjelang ajal (dying)
1.1         Definisi
Secara etimologi dying berasal dari kata dien yang berarti mendekati kematian. Dengan kata lain, dying adalah proses ketika individu semakin mendekati akhir hayatnya. Atau disebut proses kematian. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh sakit yang parah / terminal, atau oleh kondisi lain yang berujung pada kematian individu.
1.2         Tahapan Menjelang Ajal
Elisabeth Kubler-Ross, seorang ahli kejiwaan dari Amerika, menjelaskan secara mendalam respons individu dalam menghadapi kematian. Berdasarkan pandangannya, Kubler-Ross menyatakan bahwa respons tersebut: Tidak selamanya berurutan secara tetap, dapat tumpang tindih, lama tiap tahap bervariasi, perlu perhatian perawat secara penuh dan cermat. Ada pula fase ketidaktahuan dan ketidakpastian yang dikemukakan oleh Sporken dan Michels (P.J.M.Stevens, 1999). Akan tetapi, kali ini akan dibahas lima fase menjelang kematian menurut Kubler-Ross. Secara umum, ia membedakan respons tersebut menjadi 5 fase (Tailor dkk.,1989), yaitu:
1.2.1    Penyangkalan dan isolasi
1.2.1.1  Penyangkalan dan Isolasi. Karakteristiknya antara lain :
1.      Menunjukkan reaksi penyangkalan secara verbal, “ Tidak, bukan saya. Itu tidak mungkin.”
2.      Secara tidak langsung pasien ingin mengatakan bahwa maut menimpa semua orang kecuali dia.
3.      Merepresi kenyataan.
4.      Mengisolasi diri dari kenyataan.
5.      Biasanya begitu terpengaruh dengan sikap penolakannya .
6.      Tidak begitu memperhatikan fakta-fakta yang dijelaskan padanya.
7.      Mensupresi kenyataan.
8.      Meminta penguatan dari orang lain untuk penolakannya.
9.      Gelisah dan cemas.
1.2.1.2  Tugas perawat pada tahap ini adalah :
1.      Membina hubungan saling percaya.
2.      Memberi kesempatan klien untuk mengekspresikan diri dan menguasai dirinya.
3.      Melakukan dialog di saat klien siap, dan menghentikannya ketika klien tidak mampu menghadapi kenyataan.
4.      Mendengarkan klien dengan penuh perhatian dan memberinya kesempatan untuk bermimpi tentang hal-hal yang menyenangkan.
1.2.2        Marah
1.2.2.1  Marah. Karakteristiknya antara lain:
1.      Mengekspresikan kemarahan dan permusuhan.
2.      Menunjukkan kemarahan, kebencian, perasaan gusar, dan cemburu.
3.      Emosi tidak terkendali.
4.      Mengungkapkan kemarahan secara verbal “ Mengapa harus aku?” Dilihat dari sudut pandang keluarga dan staf rumah sakit, kondisi ini sangat sulit diatasi karena kemarahan terjadi di segala ospek dan diproyeksi pada saat yang takterduga.
5.      Apaun yang dilihat atau dirasa akan menimbulkan keluhan pada diri individu.
6.      Menyalahkan takdir.
7.      Kemungkinan akan mencela setiapa orang dan segala hal yang berlaku.

1.2.3        Tugas perawat adalah :
1.      Menerima kondisi klien.
2.      Berhati-hati dalam memberikan penilaian ,mengenali kemarahan dan emosi yang takterkendali.
3.      Membiarkan klien mengungkapkan kemarahannya.
4.      Menjaga agar tidak terjadi kemarahan destruktif dan melibatkan keluarga.
5.      Berusaha menghormati dan memahami klien,memberinya kesempatan memperlunak suara dan mengurangi permintaan yang penuh kemarahan.
1.2.4        Tawar-menawar
1.2.4.1  Tawar-menawar. Karakteristiknya adalah :
1.      Kemarahan mulai mereda.
2.      Respons verbal ’’Yah benar aku,tapi …”
3.      Melakukan tawar- menawar /barter,misalnya untuk menunda kematian.
4.      Mempunyai harapan dan keinginan.
5.      Terkesan sudah menerima kenyataan.
6.      Berjanji pada Tuhan untuk menjadi manusia yang lebih baik.
7.      Cenderung membereskan segala urusan.
1.2.4.2  Tugas perawat adalah sedapat mungkin berupaya agar keinginan klien terpenuhi.
1.2.5        Depresi
1.2.5.1      Depresi. Karakteristiknya antara lain :
1.      Mengalami proses berkabung karena dulu  ditinggalkan dan sekarang akan kehilangan nyawa sendiri.
2.      Cenderung tidak banyak bicara, sering menangis.
3.      Klien berada pada proses kehilangan segala hal yang ia cintai.

1.2.5.2      Tugas perawat adalah :
1.      Duduk tenang disamping klien.
2.      Memberi klien kesempatan untuk mengungkapkan kedudukannya.
3.      Tidak terus-menerus  memaksa klien untuk melihat sisi terang suatu keadaan.
4.      Memberi klien kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya.
5.      Memberi dukungan dan perhatian pada klien ( misal : sentuhan tangan, usapan pada rambut ,dll ).
1.2.6        Penerimaan
1.2.6.1  Penerimaan. Karakteristiknya antara lain :
1.      Mampu menerima kenyataan.
2.      Merasakan kedamaian dan ketenangan.
3.      Respons verbal, “Biarlah maut cepat mengambilku, karena aku sudah siap.”
4.      Merenungkan saat-saat akhir dengan pengharapan tertentu.
5.      Sering merasa lelah dan memerlukan tidur lebih banyak.
6.      Tahap ini bukan merupakan  tahap bahagia, namun lebih mirip perasaan yang hampa.
1.2.6.2  Tugas perawat adalah :
1.      Mendampingi klien.
2.      Menenangkan klien dan meyakinkannya bahwa Anda akan mendampinginya sampai akhir.
3.      Membiarkan klien mengetahui perihal yang terjadi  pada dirinya.
Upaya  yang dapat perawat lakukan ketika klien melalui kelima tahap tersebut adalah menjadi katalisator agar klien dapat mencapai  tahap akhir. Upaya tersebut antara lain dilakukan dengan mengenali dan memenuhi kebutuhan klien, mendorong dan member klien kesempatan untuk berbicara dan mengungkapkan emosinya secara bebas , selalu siap membantu klien, dan menghormati  perilaku klien (Taylor dkk.,1989).
1.3         Dampak sakit
Penyakit yang diderita klien, dapat berdampak khusus pada klien maupun keluarga. Secara umum, dampak sakit pada klien dan keluarga dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Dampak sakit pada diri klien dan keluarga
                          KLIEN
                       KELUARGA
·         Menderita sampai saat kematian tiba; memerlukan bantuan dan dukungan dalam melewati masa-masa tersebut.
·         Memutuskan perawatan yang akan dijalani.
·         Mendapat dukungan untuk setiap keputusan yang diambilnya. Dengan kata lain ada kecenderungan keluarga untuk memenuhi semua keinginannya.
   
·         Berpartisipasi aktif dalam perawatan untuk penyembuhan klien.
·         Memperoleh dukungan dan perhatian selama proses berduka.










2.        Kematian ( death )
2.1     Definisi
Secara etimologi death berasal dari kata death atau deth yang berarti keadaan mati atau kematian. Sedangkan secara definitive, kematian adalah terhentinya fungsi jantung dan paru-paru secara menetap, atau terhentinya kerja otak secara permanen. Ini dapat dilihat dari tiga sudut pandang tentang definisi kematian, yakni:
2.1.1        Kematian
2.1.2        kematian otak,yakni kerusakan otak yang tidak dapat pulih
2.1.3        kematian klinik, yakni kematian orang tersebut ( Rapor,2002 ).
2.2     Pandangan tentang kematian
Seiring waktu pandangan masyarakat tentang kematian mengalami perubahan. Dahulu kematian cenderung dianggap sebagai  hal yang menakutkan dan tabu. Kini kematian telah dipandang sebagai hal yang wajar dan merupakan proses normal kehidupan.
2.3      Tanda-tanda kematian
Tanda-tanda kematian terbagi kedalam tiga tahap, yakni menjelang kematian, saat kematian, dan setelah kematian.
2.3.1        Mendekati kematian. Tanda-tanda fisik menjelang kematian meliputi :
2.3.1.1  Penurunan tonus otot
1.      Gerakan ekstremitas berangsur-angsur menghilang, khususnya pada kaki dan ujung kaki.
2.      Sulit berbicara
3.      Tubuh semakin lemah
4.      Aktivitas saluran pencernaan menurun sehingga perut membuncit
5.      Otot rahang dan muka mengendur
6.      Rahang bawah cenderung menurun
7.      Sulit menelan, reflex gerakan menurun
8.      Mata sedikit terbuka
2.3.1.2  Sirkulasi melemah
1.      Suhu tubuh pasien tinggi, tetapi kaki, tangan, dan ujung hidung pasien terasa dingin dan lembap
2.      Kulit ekstremitas dan ujung hidung tampak kebiruan, kelabu atau pucat
3.      Nadi mulai tidak teratur, lemah dan cepat
4.      Tekanan darah  menurun
5.      Peredaran darah perifer terhenti
2.3.1.3  Kegagalan fungsi sensorik
1.      Sensari nyeri menurun atau hilang
2.      Pandangan mata kabur/berkabut
3.      Kemampuan indera berangsur-angsur menurun
4.      Sensasi panas, lapar, dingin dan tajam menurun
2.3.1.4  Penurunan / kegagalan fungsi pernapasan
1.      Mengorok (death rattle) / bunyi napas terdengar kasar
2.      Pernapasan tidak teratur dan berlangsung melalui mulut
3.      Pernapasan Cheyne stokes
2.3.2        Saat kematian. Fase ini ditandai dengan :
2.3.2.1  Terhentinya pernapasan, nadi, tekanan darah, dan fungsi otak (tidak berfungsinya paru,jantung dan otak ).
2.3.2.2  Hilangnya respons terhadap stimulus eksternal.
2.3.2.3  Hilangnya control atas sfingter kandung kemih dan rectum (inkontinensia) akibat peredara yang terhambat; kaki dan ujung hidung menjadi dingin.
2.3.2.4  Hilangnya kemampuan pancaindera; hanya indera pendengaran yang paling lama dapat berfungsi (Stevens,dkk.,2000).
2.3.2.5  Adanya garis daftar pada mesin elektroensefalografi menunjukkan terhentinya aktivitas listrik otak untuk penilaian pasti suatu kematian.


2.3.3        Setelah kematian. Fae ini ditandai dengan :
2.3.3.1  Rigor mortis (kaku). Tubuh menjadi kaku 2-4 jam setelah kematian.
2.3.3.2  Algor mortis (dingin). Suhu tubuh perlahan-lahan turun.
2.3.3.3  Livor mortis (post-mortem decomposition). Perubahan warna kulit pada daerah yang tertekan; jaringan melunak dan bakteri sangat banyak.
Setelah klien meninggal, perawat bertugas melakukan perawatan pada jenazahnya. Disamping itu, perawat juga bertugas memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga dan orang terdekat klien.  


















DAFTAR PUSTAKA

Stevens,P.J.M.,dkk.(1999). Ilmu Keperawatan (ed.2). Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Roper,N.(2002). Prinsip-prinsip keperawatan. Yayasan Essentia Madica, Yogyakarta
Taylor,C.,dkk.(1989). Fundamentals of Nursing: The art and scienceof nursing care. J.B.Lippincott Co, Philadelphia
Carpenito,L.J.(2002). Nursing Diagnosis Application to clinical practice (ed.9).  Lippincott, Philadelphia
Kozier,B.(2004). Fundamentals of Nursing: Concepts, process, and practice (ed.7).  Prentice Hall, New Jersey
Mubarak, wahit iqbal.(2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori & Aplikasi Dalam Praktek. Buku Kedokteran EGC, Jakarta






Tidak ada komentar: