SELAMAT HARI KESEHATAN NASIONAL KE 50


Rabu, 21 Desember 2011

PJK (Penyakit Jantung Koroner)

KONSEP DASAR MEDIS

1.1 Pengertian
PJK (Penyakit Jantung Koroner) adalah ketidakseimbangan antara kebutuhan O2 miokardium dengan suplai) 2 yang disebabkan oleh proses arterosklerosis yang merupakan kelainan digeneratif (Sarwono Waspadji; 1996 ; 1991).
1.2 Etiologi
1.2.1 Dikenal 2 keadaan ketidakseimbangan masukan terhadap kebutuhan O2 yaitu :
1) Hipoksemia (iscemia)
Ditimbulkan oleh kelainan vaskuler (arteri coronaria), meliputi : arterio sklerosis, penurunan aliran darah pada artericoronaria, spasme arteri coronaria, kelainan corgenital.
2) Hipoksia (anoksia)
Yang disebabkan kekurangan O2 dalam darah.
1.2.2 Faktor Resiko
1) Unmodifiable
- Age (usia
- Gender (jenis kelamin)
- Ras
- Genetic
- Familial history
2) Modifiable
1) Mayor
- Hiperlipidemia
- Hypertension
- Cigarret smoking
- Diet tinggi lemak jenuh
- Obesity
- In activity physic
- Gangguan toleransi glukosa
- Kolesterol dan kalori
2) Contribution
- DM
- Stressfull/lifesyle
- Tipe kepribadian
1.3 Patofisiologi
Areriosklerosis

Spasme Arteri Coronaria

Penurunan suplai O2

Iscemia Miokrad

Perubahan reversibel sel dan jaringan

Peningkatan produksi asam laktat  nyeri dada

Hipoksia  PH sel menurun  Asidosis

Penurunan kontraktilitas

Kardiac output menurun

Penurunan perfusi jaringan

Hipoksia


Ekstermitas Muskulus Cerebral Sistem urinarius
   
Akral dingin/diaforesis Weeknest/kelemahan anoksia Oliguria
   
Gangguan keseimbangan cairan Intoleransi aktivitas Gangguan eliminasi urine
1.4 Penatalaksanaan
1.4.1 Medis
Tindakan yang dilakukan :
1) Mengatasi iscemia, yang terdiri dari :
(1) Medikamentosa
Obat-obat yang dipakai adalah :
a. Nitrat (N)
• Diberikan secara parenteral, sublingual, buccat, oral, transdermal dan ada yang dibuat lepas lambat.
• Efek samping
- Flusing
- Hipotensi postural
- Tolerasi
b. Berbagai jenis penyehat geta (BB) mengurangi kebutuhan O2
• Ada yang bekerja cepat seperti pindolol dan proprandol dan bekerja lambat seperti sotalol dan nadolol.
• Yang perlu diingat pada pemakiannya adalah :
- Dapat mengurangi kontraktilitas (awas pada disfungsi LV)
- Menimbulkan spasme bronkus (asma / PPOK)
- Menurunkan HR
- Waspada terhadap bradikardia dan blokade jantung.
• Efek samping
- Mimpi-mimpi
- Rasa dingin pada kaki
- Rasa lelah
- Efek metabolik (gula darah dan lipid)
- Withdrawal effect yang bisa menimbulkan AP lebih berat pada waktu menghentikan obat.
c. Antagonis calcium (Ca A)
• Diberikan secara oral dan parenteral
• Yang perlu diingat pada pemakaiannya adalah :
- Dapat mengurangi kebutuhan O2 dan menambah masukannya (dilatasi koroner)
- Menurunkan HR seperti verapamil dan diltiazem
- Menimbulkan takikardia seperti nifedipin
• Efek samping
- Sakit kepala
- Edema kaki
- Bradikardia sampel blokade jantung
- Konstipulasi, dan lain-lain.
(2) Revaskularisasi
Hal ini dilaksanakan dengan cara :
a. Pemakaian trombolitik, biasanya pada PJK akut seperti IJA
b. Prosedur invasif (PI) non operatif
c. Operasi (coronary artery surgeny CAS)
Beberapa macam operasinya adalah sebagai berikut :
(1) Operasi pintas koroner (CABG)
- Vena saphena (saphenous vein)
- Arteria mammaria interna
- A. Radialis
- A. gastroepiploika
(2) Transmyocardial (laser) recanalization (TMR)
(3) Transplantasi jantung untuk kardiomiopati iskemik
2) Melakukan pencegahan secara sekunder
• Obat-obat pencegahan yang sering dipakai adalah aspirin (A) dengan dosis 375 mg, 160 mg sampai 80 mg. Dosis lebih rendah juga bisa efektif.
• Dahulu dipakai antikoagulan oral (OAK) tapi sekarang sudah ditinggalkan karena terbukti tak bermanfaat.
3) Memberikan penunjang
• Penunjang yang dimaksud adalah untuk mengatasi iscemia akut agar tak terjadi iscemia yang lebih berat sampai IJA (Infark Jantung Akut).
• Anti koaguln parenteral diberikan untuk mencegah stenosis total karena timbulnya bekuan sebagai akibat pecahnya plak aterosklerosis obat yang dipakai adalah heparin (H) gila akan dipakai lebih lama dapat diteruskan dengan OAK.
1.4.2 Keperawatan
1) Memberikan penjelasan kepada penderita / keluarga mengenai penyakitnya.
2) Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat menentukan sergangan PJK.
- Rokok harus dihentikan dan berat badan dikurangi sampai tak ada kelebihan darah.
- Makan harus diatur rendah lemak jenuh dan jumlah kalory yang sesuai.
3) Pengaturan keseimbangan O2 miokardium
Hal-hal yang meningkatkan kebutuhan O2 sampai menimbulkan iskemia harus dicegah atau disesuaikan, misalnya aktivitas, terburu-buru, emosi, kelainan-kelainan ekstrakardial. Klien harus menyesuaikan aktivitas fisik dan psikis dengan kehidupannya serta harus mengubah cara hidupnya.



BAB 2
LANDASAN ASKEP

2.1 PENGKAJIAN
Anamnesa
1) Biodata
Menyerang usia produktif dan usia tua.
2) Keluhan utama
Sesak nafas, nyeri dada.
3) RPS
Klien mengatakan nyeri dada seperti tertekan benda berat hilang timbul pada daerah sternum / substernal yang menjalar ke lengan kiri, serangan bertambah bila melakukan aktivitas, sesak nafas dan nyeri berkurang bila istirahat.
4) RPD
Hipertensi, DM, hiperlipidemia.
5) RPK
Hipertensi, DM.
6) Psikososial
Stress psikologi, tipe kepribadian (tipe A  prefeksionis), emosi labil, terburu-buru, dan kelainan-kelainan ekstakardial.
7) ADL
• Nutrisi
Diet tinggi lemak jenuh kolesterol dan kalori
• Aktivitas
Merokok, gaya hidup kurang gerak
• Eliminasi
Olygoria.
• Personal Hygiene
Kurangnya perawatan diri mandi, berpakaian / berhias, toileting.
2.2 PEMERIKSAAN FISIK
1) Keadaan Umum : sesak nafas, kelemahan, berkeringat.
2) Inspeksi : pusing
3) Leher : distensi vena jugularis
4) Dada : I : Retraksi otot intercostae, palpitasi, dispnea
P : Takikardi, kardomegali
P : Suara paru pekak
A : Bunyi nafas krekels, wheezing, gallop rytme
5) Abdomen : I : Distensi abdomen, bentuk bulat datar
A : Bising usus 37 x/menit
P : nyeri tekan, turgor kulit dalam detik ke-2
P : Suara Hypertympani

6) Ekstermitas
Akral dingin, berkeringat.
2.3 PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) EKG : Gelombang T terbalik, depresi segmen ST.
2) Pemeriksaan radiologi : pembesaran ventrikel ST
3) Ekocardiografi
4) Pemeriksaan laboratorium : kolesterol, trigliserida meningkat.
2.4 Diagnosa Keperawatan (Doengoes, Marilyn E, Many Frances Moorhouse, Alice C, Gisser. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi III. EGC:Jakarta)
2.4.1 Kemungkina Diagnosa yang timbul
1) Nyeri dada berhubungan dengan iscemiocard
2) Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan inotropik akibat iscemia miokard atau efek obat / konduksi elektrikal.
3) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan ventilasi (nyeri/kelemahan otot).
4) Kurang pengetahuan berhubungan dengan informasi kesalahan interpretasi.
2.4.2 Diagnosa I
1) Tujuan
Nyeri dada berkurang wajah rileks respirasi 12-24x/menit, nadi 80-100 x/menit.
2) Kriteria hasil
Hasil yang diharapkan atau kriteria evaluasi pasien akan :
1) Menyatakan nyeri hilang atau tak ada.
2) Menunjukkan postur tubuh rileks, kemampuan istirahat / tidur dengan cukup.
3) Intervensi
1) Anjurkan klien untuk memberi tahu perawat jika terjadi nyeri dada.
R/ Nyeri dan penurunan curah jantung dapat merangsang saraf simpati untuk mengeluarkan norep rinoprin yang meningkatkan kemajuan penyakit.
2) Kaji dan catat respon pasien
R/ Menurunkan kebutuhan oksigen miokard untuk meminimalkan resiko nekrosis
3) Anjurkan pasien untuk bedrest total selama periode nyeri
R/ Memberikan informasi tentang kemajuan penyakit.
4) Tinggikan kepala tempat tidur bila klien sesak
R/ Memudahkan pertukaran gas untuk menurunkan hipoksia.
5) Pantau irama jantung
R/ Pasien mengalami peningkatan diatrimia yang mengancam hidup secara akut yang terjadi terhadap respon ischemia
6) Pantau tanda vital tiap lima menit
R/ Tekanan darah dapat meningkatkan secara dini sehubungan dengan rangsangan simpatis
7) Pertahankan lingkungan nyaman dan tenang
R/ Stress mental / emosi meningkatkan kerja miokard

8) Berikan O2 sesuai indikasi
R/ Meningkatkan sediaan O2 untuk kebutuhan miokard
9) Berikan obat golongan nitrat dan beta boker.
R/ Obat golongan nitrat mempunyai efek cepat vasodilatasi beta bloken menurunkan kerja miokard.

2.4.3 Diagnosa II
1) Tujuan
- Klien menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas
- TD (80-120) mmHg
- RR (12-24) x/menit
2) Kriteria hasil
Hasil yang diharapkan atau kriteria evaluasi klien akan :
1) Melaporkan / menunjukkan toleransi aktivitas
2) Menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas
3) Berpartisipasi dalam aktivitas yang memaksimalkan atau meningkatkan fungsi jantung.
3) Intervensi
1) Pantau / catat kecenderungan frekuensi jantung dan TD khususnya mencatat hipotensi.
R/ Hipotensi dapat terjadi akibat kekurangan cairan, distritmia, gagal jantung / syok
2) Pantau / catat disritmia jantung observasi respon pasien terhadap distritmia, contoh penurunan TD.
R/ Distritmia yang mengancam hidup dapat terjadi sehubungan dengan ketidakseimbangan elektrolit, iskemia miokardia, atau gangguan pada konduksi elektrikal jantung
3) Observasi perubahan status mental / orientasi / gerakan atau refleks tubuh.
R/ Dapat mengindikasikan penurunan aliran darah atau oksigenasi serebral sebagai akibat penurunan curah jantung
4) Catat suhu kulit / warna, dan kualitas / kesamaan nadi perifer.
R/ Kulit hangat, merah muda dan nadi kuat adalah indikator umum curah jantung adekuat
5) Ukur / catat pemasukan, pengeluaran dan keseimbangan cairan.
R/ Berguna dalam menentukan kebutuhan cairan atau mengidentifikasi kelebihan cairan yang dapat mempengaruhi curah jantung / konsumsi
6) Jadwal istirahat / periode tidur tanpa gangguan. Bantu aktivitas perawatan diri.
R/ Mencegah kelemahan / terlalu lelah dan stress kardiovaskuler berlebihan
7) Pantau program aktivitas, catat respons pasien, tanda vital sebelum / selama / setelah aktivitas, terjadinya disritmia.
R/ Latihan teratur merangsang sirkulasi / tonus kardiovaskuler berlebihan
8) Evaluasi adanya / derajat cemas / emosi
R/ Reaksi emosi berlebihan dapat mempengaruhi tanda vital dan tahanan vaskuler sistemik serta mempengaruhi fungsi jantung
9) Dorong penggunaan tehnik relaksasi contoh napas dalam, aktivitas senggang.
R/ Tehnik relaksasi bertujuan untuk mempengaruhi fungsi jantung
10) Berikan O2 tambahan sesuai indikasi.
R/ Meningkatkan oksigenasi maksimal, yang menurunkan kerja jantung, alat dalam memperbaiki iskemia jantung dan disritmia
2.4.4 Diagnosa III
1) Tujuan
- Respirasi 12-24x/menit
- TD (80-120) mmHg
- Tidak ada sianosis dan pernafasan cuping hidung.
2) Kriteria hasil
Hasil yang diharapkan atau kriteria evaluasi pasien akan :
1) Mempertahankan pola napas normal / efektif bebas sianosis dan tanda / gejala lain dari hipoksia dengan bunyi nafas sama secara bilateral, area baru bersih.
2) Menunjukkan reekspansi lengkap dengan tak ada pneumotorak / hemotorak.
3) Intervensi
1) Evaluasi frekuensi pernapasan dan kedalaman.
R/ Pengenalan dini dan pengobatan ventilasi abnormal dapat mencegah komplikasi
2) Auskultasi bunyi nafas, catat area yang menurun/tak ada bunyi napas dan adanya bunyi tambahan contoh krekels atau ronki.
R/ Krekels atau ronki dapat menunjukkan kaumulasi cairan atau obstruksi jalan napas parsial
3) Observasi karakter batuk dan produksi sputum.
R/ Udara atau cairan pada area pleural mencegah ekspansi lengkap
4) Lihat kulit dan membran mukosa untuk adanya sianosis.
R/ Sianosis menunjukkan kondisi hipoksia sehubungan dengan gagak jantung komplikasi paru
5) Tinggikan kepala tempat tidur, letakkan pada posisi duduk tinggi atau semi fowler.
R/ Merangsang fungsi pernapasan / ekspansi paru
6) Dorong pasien berpartipasi / bertanggung jawab selama latihan napas dalam, gunakan alat bantu (meniup botol) dan batuk sesuai indikasi.
R/ Membantu reekspasi / mempertahankan potensi jalan napas kecil khususnya setelah melepaskan selang dada
7) Dorong pemasukan cairan maksimal dalam perbaikan jantung.
R/ Hidrasi adekuat membantu pengenceran sekret, memudahkan ekspektoran
8) Beri obat analgesik sebelum pengobatan pernapasan sesuai indikasi.
R/ Memudahkan gerakan dada dan menurunkan ketidaknyamanan sehubungan dengan nyeri insisi
9) Catat respons terhadap (latihan napas dalam atau pengobatan pernapasan, catat bunyi napas, batuk / produksi sputum.
R/ Catat keefektifan terapi atau kebutuhan untuk intervensi lebih agresif
10) Berikan tambahan O2 dengan kanula atau masker sesuai indikasi.
R/ Meningkatkan pengiriman O2 ke paru untuk kebutuhan sirkusi khususnya pada gangguan ventilasi
2.4.5 Diagnosa IV
1) Tujuan
Klien dapat memahami tentang kondisi penyakitnya serta kebutuhan terapeutiknya.
2) Kriteria Hasil
Hasil yang diharapkan / kriteria evaluasi pasiean. Pasien akan :
1) Berpartisipasi dalam proses belajar.
2) Melakukan tanggung jawab untuk pembelajaran sendiri.
3) Mulai mencari informasi / mengajukan pertanyaan.
4) Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi / pronosis, dan kebutuhan terapeutik.
3) Intervensi
1) Tinjau program latihan yang ditentukan dan tingkatkan bertahap. Bantu pasien / orang terdekat untuk menyusun tujuan realistis.
R/ Kemampuan individu dan harapannya tergantung pada fungsi jantung dasar, dan kondisi fisik
2) Dorong periode istirahat bergantian dengan aktivitas dan tugas-tugas rngan dengan tugas serta.
R/ Mencegah kelelahan / keletihan berlebihan


3) Observasi TTV tiap 6 jam.
R/ Mendeteksi perkembangan klien
4) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga mengenai kondisi penyakit, dan kebutuhan terapeutik klien
R/ Klien lebih kooperatif dengan perawat
5) Lakukan pendekatan kepada klien dan keluarga.
R/ Menimbulkan keakraban dan rasa saling percaya antara perawat, klien dan keluarga
6) Melakukan advice dokter.
R/ Melakukan fungsi interdependence










DAFTAR PUSTAKA



Sjaifoellah Noer. 1996. Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1, Edisi Ketiga. Balai Penerbit. FKUI : Jakarta

Mardiono Masetio. 2001. Buku Ajar Kardiologi. Gaya baru : Jakarta.

Doengoes, Marilyn E, Many Frances Moorhouse, Alice C, gisser. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi III. EGC : JAKarta.

Lynda Juall, Carpenito. 2001. Diagnosa Keperawatan. EGC : Jakarta

C. Long, Barbara. 1996. Perawatan Medikal Bedah II. Ikatan Almuni Pendidikan Keperawatan Pajajaran : Bandung.

Tidak ada komentar: